TerSexy : Vania Dan Seisinya
Judul post : Vania Dan Seisinya
Vania Dan Seisinya
Raden Aul Kartasasmita, 21thn. Gaada yg spesial dari diri gue. Kelahiran Bandung 21 tahun lalu yg lahir dari rahim ibu seorang gadis biasa dan ayah yg katanya turunan bangsawan sunda. Ini cerita yg terjadi saat gue masih duduk di kelas VII dan merubah hidup gue 180 derajat hari ini. Vania, mahasiswi FKG salah satu universitas di Bandung.
FYI, Vania saat itu berumur sekitar 23-24 tahunan. Tinggi, putih, tirus, dengan rambut agak pirang terurai. Sosok wanita dengan nilai 9 dari 10. Dan perkenalanku dengannya menjadi awal kehidupanku saat ini.
Dan semuanya berawal dari sepupuku Nisa yang mengajakku ke indekostnya Vania...
Senin sore itu gue lagi duduk di teras rumah. Sepulang sekolah gue cuma diem dirumah. Agenda main bola di lapangan komplek harus gue batalin karena gue banyak pr. Jadi, dari siang itu sampe sore gue cuma ngerjain pr dirumah. Gak berapa lama, gue ngeliat sosok yg udh ga asing lagi. Ya, teh Nisa sepupu gue yg kuliah di universitas di Bandung. Untuk ukuran seorang mahasiswi FKG dia begitu sempurna. Hidung mancung, putih, dan wangi. Tak lupa ukuran dadanya yg padat, sekitar 36b, menjadikannya sebagai fantasi seks gue dikala coli.
"Ul, apa kabar? Bunda kamu ada?" tanyanya sembari memeluk gue. Dan kontol ku pun kontan mengeras kala gue menghirup wangi parfum di dadanya.
"eh iya teh Nis, aul baik2 aja. Teh nis bawa makanan? Bunda ada didalem lg masak" jawabku dengan mencoba tenang.
"iya nih ada cemilan buat aul, teh nis kedalem dulu ya ul" senyum teh Nisa tersungging dan fantasi liar ini muncul kembali. Kontol gue kerasa mulai sesak saat membayangkan wajah anggun, manis, dan tertutup jilbab itu berubah binal saat menghisap kontol gue. Dan saat itu pula gue menyadari ke sintingan gue karena nafsu sama sepupu sendiri.
10 Menit kemudian, saat gue menikmati cemilan dari teh Nisa, dia dateng dan mengajak gue keluar sore-sore. Maksudnya jalan-jalan, bukan keluar yang laen, hehe.
"Aul, anter teh nis yu. Teh nis mau main tp gaada temen" pintanya manja.
"hayu aja teh aul mah. Aul ganti baju dulu ya sekalian pamit sm bunda" jawab gue antusias.
"sip. Yang ganteng ya aul. Yang wangi" ledeknya.
Setelah siap, gue dan teh Nisa pergi ke kawasan indekost di sekitaran Bandung. Dan akhirnya sampailah di depan sebuah indekost yg lumayan elite, dan gue diajaknya masuk ke dalam.
Didepan pintu ini, tertulis 'Vania's chamber', 'cowo cupu is not allowed', dan angka 23. Ya itulah kamar Vania, teman sepupu gue teh Nisa.
'van, ini aku Nisa' dengan suara agak nyaring sambil menggedor pintu kamar Vania, teh Nisa memanggil-manggil temannya itu.
'kela nis, kalem. Ini baru beres mandi nyaho (iya bentar nis, bentar. Ini baru beres mandi tau)' teriak seorang wanita dengan suara agak serak.
Lalu keluarlah seorang wanita cantik, dengan dada yg membusung hendak keluar dari handuk, menyapa kami.
'naon sih nis? (ada apa nis?)' tanyanya heran saat melihat kami.
'Ini nitip aul, sepupu aku. Aku mau ke si Abdul dulu' jawab teh Nisa. 'Aul ini teh Vania, temen teh nis' teh Nisa mengenalkan gue pada Vania.
Lalu gue berkenalan dengan Vania. Dan dia mempersilahkan gue masuk. Lalu teh Nisa pergi ke indekost pacarnya, A Abdul.
"Aul kelas berapa sekarang?" tanyanya ramah pada gue.
"kelas tujuh teh Vania" jawab gue.
Dan akhirnya setelah segala tanya jawab yg ngalor ngidul itu, sampai juga pada pertanyaan berbau mesum.
"Aul udah punya pacar?" tanyanya.
"belum teh" jawabku polos.
"berarti belum pernah ciuman atau pegang dada ya kayak pacarnya teh nis atau teh Vania?" pertanyaan itu bikin gue panas dingin. Gak kerasa kontol gue mulai mengeras.
"be..be..belum teh" jawabku sambil menelan ludah.
"duh masih perjaka nih, sini deh tangannya" dia menarik tangan gue dan ditempatkan di dadanya yg empuk itu.
"auuul, remes doooong.." pintanya manja.
Lalu gue remas sebisanya.
Ku remas pelan, lalu keras, hingga pelan lagi, keras lagi. Dan Vania menggelnjiang nakal.
"Ah...auwwwh...Aulhh...ah sayanghh...enakh" racaunya nikmat.
"Akhhhhh..." Vania memekik.
"Teh...? s...ss..sakit ya?" tanyaku bingung. Melihat wajahnya meringis kesakitan.
"Engga uul, sini turun kebawah ya Aul" Vania mengarahkankan kepala gue ke selangkangannya. Kuciumi setiap lekuk indah perutnya.
"Mmmh...Aul...Teteh udah gak tahanhh..ahh" rengeknya agar gue segera menempelkan lidah ke ujung itilnya. Kujilati mesra, kadang kuciumi. Kusedot-sedot kencang. Hingga akhirnya.
"aah aulllh...ahhhhhhhhhhhhhhh..." *serrrr serrr* ada sesuatu yang basah membasahi wajah gue.
"teteh pipis?" tanyaku tolol dan keheranan.
"ini namanya orgasme sayanghh. ahhhh teteh lemes sayang.." ditariknya gue dan dia mulai menjelajahi mulut dan lidah gue. Tangannya tak berhenti menggerayangi isi dalam celana gue.
"akh....uhhh.teeh ampun..." pinta gue untuk menghentikan aktivitasnya.
"tenang aul, ini namanya ngocok. Nah daripada aul ngocok, sendiri sini teteh bikin enak" kocokannya semakin cepat. Seraya mengecupi dan menciumi bibirku dengan binal dan kasar.
"ahhhh tehhhh....aul pengen pipiiiis...ahh ampun tehhh" tak kuasa gue membendung sesuatu yang membuat ujung kontol gue gatal.
*crott crott crott crott crott crott crott crott crott crott crett* akhirnya spermaku tumpah di celanaku.
"ahh teteh mah, aul malu teh celana aul basah" gue merasa malu, nikmat, dan tidak enak menjadi satu.
"aul mah ah kayak yang gasuka aja. sini teteh bersihin" dipelorotkannya celana gue. Dijilatnya ujung kepala kontol gue dari atas sampai bawah. Dibukanya celana dalam gue dan dijilati hingga bersih tak bersisa.
Gue merasa melayang dan lemas. Dalam hati, akhirnya perjaka gue hilang oleh tangan seorang ahli. Ada rasa sesal dan juga bangga. Aku melamun dan memejamkan mata memikirkan apa yang barusan terjadi. Vania, pergi ke kamar mandi. Katanya ingin pipis. Aku terpejam dan sepertinya aku hilang kesadaran lalu tertidur. Namun, tak berapa lama, 10 menit kemudian gue merasakan ujung kontol gue masuk sebuah ruang lembab.
*clurp clurp clrup*
Saat gue membuka mata, sungguh gue kaget setengah mati. Ternyata gue disepongin cewe cantik yang baru saja bertemu beberapa menit yang lalu yang kini dia sedang mengerjai kontol gue dengan nakalnya. Dia memandang gue dan mengerlingkan mata. Mempercepat sepongannya pada kontol gue.
*slrp slrp crup crup crup*
"ahh teteh ampun, ahhhh teeeeh ahhhhhhh" gue tak kuasa menahan gatalnya ujung kontol gue.
"tehh ampun gak kuat pengen pipis lagi ahrhhrh" saat gue memekik berteriak seperti itu. Dia meremas biji gue.
"jangan dulu keluar ya aul sayang, teteh mau sperma kedua kamu ini masuk ke sini. Ke memek teteh yang anget, buat kamu sayang muah" seraya mencium gue dia naik keatas badan gue.
"gesek-gesek dulu ya sayang. aulku, ahhhh....teteh mau ambil perjaka kamu.... teteh mau jadi yang pertama buat kamuu...ahhhh rasain yah nikmatnya awhhh... memekh teteh" desahannya menyelingi nakalnya ucapannya pada gue. Seorang yang harusnya gue hormati karena dia adalah teman kakak sepupu gue. Gue hanya bisa terdiam dan terpejam pasrah. Tanpa bisa berkata apa-apa.
"ahhh aullhhh...teteh sayang kamu aulh...ahhhhhhhh memek sama itil teteh enakh...ban...akhwhwh..ngeth. Ahhhh...kamu kok diemh aja sayangh....ahh" racaunya nakal sambil menggesekkan memek dan itilnya ke atas kepala kontol gue. Setengah mati gue menahan agar sperma gue tak keluar.
"ahhh iya tehh...enakkhhh...memek sama itil teteh bikin gatelh...auwhhhh...." gue membalas racauannya.
"ahhhh iya sayanghh ayo terush....." gue pun mencoba menggesekkan kepala kontol gue mengenai itilnya. Akhirnya, dia pipis lagi.
*serrrrrrrr*
"ahhhh aulllh......tunggu bentar ya teteh mau ngasih kamu kenikmatan dunia. Kuajak kau terbang bersama legitnya memekku dan itilku yang nyereud"
*5 menit kemudian bersama desahan nafas yang berat dan ciuman yang ganas*
*blessssssss*
"awhk....aulllll ahhhhhh...genjot pelan sayanghhh" katanya sambil mulai menggoyangkan selangkangannya yang dimasuki kontol gue ini.
aku pun membalas tanpa berkata-kata. aku genjot pelan, kadang ritmenya tidak teratur. tapi dia mengingatkan agar pelan-pelan.
sekitar 15 menit dia pipis lagi.
*serrrr*
"teteh sampe lagi sayang ahhhhhh.... aul sayanghh...cepetan genjot yang cepet semprotin mani kamu, peju cinta kamu sayanghhh...ahhh itil teteh gatel tauk sayanghh ahhhh. teteh lagi gak subur kok ahhhhh...awhhhhhh.awhhhhh aullhhhh....teteh kagethh...aul awhhh" secara tiba-tiba gue genjot cepat dan tak sampai 10 menit...
*crottt crottt crottt crottt crottt crottt crottt crottt crottt crottt crettt*
"ahhhhhhhhhhhhhhhhhh teteh sayanghhhhh.....ahhh aul pipis lagii....." akhirnya gue muncrat.
"ahhh.....akhirnya uull....kamu udh bikin teteh buceng sampai akhirnya kamu buceng juga... enak kan sayangh? hmm? mmmuah"
dia menciumku mesra. Sungguh, gue tak mampu tafsirkan arti kata di matanya. Entah memang sebuah ketulusan atau sebagai pertanda sebuah birahi yang telah terpuaskan. Gue bingung, tapi gue pastikan namanya takkan pernah hilang di hati gue. Vania, cewek pertama yang membuat perjaka gue hilang.
Senja tiba, gue tertidur setelah berpakaian. Setelah gue bangun, teh Nisa datang dan menjemputku pulang. Akhirnya gue berpamitan pulang, dan saat itulah gue tersadar akan sebuah hal.
Gue tidak pernah akan bertemu Vania lagi.
3 bulan kemudian Teh Nisa berkunjung kerumah. Awalnya keadaan begitu ceria. Dan ketika gue tanya apakah Vania masih ngekos apa sudah pulang, wajah teh Nisa berubah 180 derajat. Dengan nafas tercekat dan berat dia berkata.
"teh Vania kecelakaan ul. 1 bulan yang lalu, dia pendarahan" tuturnya dengan mata berlinang.
Dear readers, bisa dibayangin kan rasa sakitnya perasan gue saat itu. 1 bulan gue gak mau makan teratur. Dan makan hanya sekedar lapar. Gue merasa kehilangan seorang dewi yang mengambil keperjakaan gue. Dari situ gue merasa, bahwa ternyata gue gakkan bisa survive.
Demikianlah Artikel Vania Dan Seisinya
Sekian sexy dan hot Vania Dan Seisinya, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sekian postingan saya yang Hot dan Sexy kali ini.
0 Response to "Vania Dan Seisinya"
Posting Komentar